LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
UJI ENZIM
KATALASE
Disusun oleh :
Kelompok 4
Finka Nur Indira
Muhammad Rafky Addina
Piga Raken Sabhira
Sheilla Nadia Faizatu Aisha
Kelas XII MIA 4
SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 11 BANDUNG
Tahun Ajaran 2016 -
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat
yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel. Kegunaan enzim
katalase adalah menguraikan
Hidrogen Peroksida ( H2O2 ) bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan
bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan adanya enzim katalase,
senyawa Hidrogen Peroksida ( H2O2 ) dapat diuraikan menjadi air ( H2O ) dan
oksigen ( O2 ) yang tidak berbahaya. Cara kerja yang dilakukan enzim adalah
sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama
lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan
menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut
dengan sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan
masalah dalam pembuatan laporan penelitian kali ini yaitu:
a) Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 ?
b) Bagaimanakah pengaruh pH suhu terhadap kerja enzim
katalase ?
c)
Faktor apa saja yang
mempengaruhi kerja enzim katalase ?
d)
Apa yang menyebabkan kerja enzim itu dikatakan spesifik?
1.3
Tujuan dan
Manfaat Penelitian
a) Membuktikan kerja enzim
katalase adalah sebagai berikut
H202 H20 + 02
b) Mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
c) Mengetahui bahwa kerja enzim spesifik
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1
Penemuan-Penemuan
Sebelumnya
Enzimologi merupakan ilmu yang dipelajari
dalam bidang kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengelolaan pangan dan
cabang-cabang ilmu pertanian. Penemuan enzim berawal pada tahun 1700-an dan
awal tahun 1800-an. Penemuan pada pencernaan daging oleh sekresi perut dan
ludah. Namun mekanisme perubahan tersebut dijelaskan.
Perubahan gula menjaddi alkohol oleh ragi,
telah dikemukakan oleh Louis Pasteur pada abad ke-19. Louis Pasteur
mengemukakan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang
terdapat dalam sel ragi tersebut sebagai "ferment" dan diperkirakan
bahwa hanya berfungsi dalam tubuh hidup.
Pada tahun 1878, jerman Wilhelm kuhe
(1837-1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme" yang berasal dari bahasa yunanai yang berarti
"dalam bahan pengembang" ragi. Untuk menjelaskan prosses ini. Kata
enzyme digunakan untuk merajuk kepada benda mati seperti pepsin dan kata
ferment digunakan untuk emrajuk kepada aktifitas kimiawi yang dihasilkan oleh
organisme hidup.
Pada tahun 1907, eduard bucher menerima
penghsrgssn nobel dalam bidang kimia "atas riset biokimia dan penemuan
fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti praktek bucner, enzim
biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut.
Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran –ase ditambahkan pada nama substrat enzim
tersebut (lactase merupakan merupakan enzim yang mengurai laktosa).
Pada tahun 1926, James B. Summer berhasil
mengkristlisasi enzim urase dan menunjukkan bahwa enzim ini merupakan protein
murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim. Hal ini
secara tuntas dibuktikkan oleh northop dan Stanley yang meneliti enzim
pencernaan pepsin (1930), tripsin dan kemotripsin.
Enzim dapat dikatalisasi dan struktur enzim
ditentukan melalui kristalografi sinar-X. metode ini pertama kali diterapkan
pada lisozim. Enzim ditemukan pada air mata, air ludah dan putih telur.
Struktur enzim digambarkan oleh sejumlah ilmuan yang diketahui oleh David
Chilton Philips dan dipublikasikan pada tahun 1965.
2.2
Dasar Teori
Enzim adalah protein yang berperan sebagai
katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat
reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu
sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu
katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim
adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian
enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun
dari bahan anorganik).
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel
tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro
peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H202), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang
terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Senyawa ini merupakan bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan
menjadi air (H20)
dan oksigen (02)
yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H202) menjadi air (H20) dan oksigen (02). Penguraian peroksida (H20)
ditandai dengan timbulnya gelembung.
Pada enzim terdapat bagian protein yang
tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya
berupa logam seperti besi,tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang
mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang
disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus
prospetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut
koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin
atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin). Holoenzim merupakan enzim yang strukturnya
sempurna dan aktif mengaktalisis bersama dengan koenzim atau gugus logam.
Sifat-Sifat Enzim
Enzim meliki beberapa sifat, yaitu diantaranya:
1.
Biokatalisator
2.
Termolabil
3.
Merupakan senyawa protein
4.
Bekerja secara spesifik
Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu jenis
substrat.
Misalnya enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida (H202)
menjadi air (H20) dan oksigen (02), sedangkan enzim lipase menguraikan
lemak +
air menjadi gliserol +
asam lemak.
Cara Kerja Enzim
Cara kerja enzim dikenal dalam 2 teori yaitu teori “lock and
key” dan teori induced fit.
1.
Model
"kunci dan gembok"
Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer
mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk
geometri yang saling memenuhi. Hal ini sering dirujuk sebagai model "Kunci
dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal
dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh enzim. Model
ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang
paling banyak diterima.
2.
Model
Ketepatan Induksi
Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi. Pada
tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan modifikasi model kunci dan gembok: oleh
karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tapak aktif secara terus menerus
berubah bentuknya sesuai dengan interaksi antara enzim dan substrat. Akibatnya,
substrat tidak berikatan dengan tapak aktif yang kaku. Orientasirantai samping
asam amino berubah sesuai dengan substrat dan mengijinkan enzim untuk
menjalankan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus, misalnya glikosidase,
molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki tapak aktif. Tapak
aktif akan terus berubah bentuknya sampai substrat terikat secara sepenuhnya,
yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Cara Kerja Enzim
1.
Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada
batas maksimalnya. Untuk hewan misalnya, batas tertinggi suhu adalah 40ºC. Bila
suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk tumbuhan
batas tertinggi suhunya adalah 25ºC.
2.
pH
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya.
Ada enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja
secara optimal pada kondisi basa.
3.
Konsentrasi
substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga
kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4.
Konsentrasi
enzim
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja
enzim.
5.
Adanya
inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor
dibagi menjadi 2 yaitu inhbitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
a)
Inhibitor
Kompetitif
Pada inhibitor kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi
untuk berikatan dengan enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur
yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Sebagai contoh, metotreksat
adalah inihibitor kompetitif untuk enzim dihidrofolat reduktase. Kemiripan antara struktur asam
folat dengan obat ini ditunjukkan oleh gambar di samping bawah. Perhatikan
bahwa pengikatan inhibitor tidaklah perlu terjadi pada tapak pengikatan
substrat apabila pengikatan inihibitor mengubah konformasi enzim, sehingga
menghalangi pengikatan substrat. Pada inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal
reaksi tidak berubah, namun memerlukan konsentrasi substrat yang lebih tinggi
untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga meningkatkan Km.
b)
Inhibitor
Non-Kempetitif
Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang
sama substrat berikatan dengan enzim. Baik kompleks EI dan EIS tidak aktif.
Karena inhibitor tidak dapat dilawan dengan peningkatan konsentrasi substrat,
Vmax reaksi berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, Km
tetaplah sama.
2.3
Hipotesa
Dengan
membaca dasar teori yang ada untuk melakukan “Uji Enzim Katalase” ini, kami mengambil hipotesa bahwa :
a)
Ketika
ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 (Hidrogen Peroksida) maka akan
terbentuk reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi, hal tersebut
menandakan bahwa enzim katalase yang terdapat dalam hati ayam dapat mengubah
H2O2 menjadi H2O.
b)
Enzim
katalase dapat bekerja optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH basa lemah
c)
Suhu
optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik adalah pada suhu ruangan
(25-30oC)
d)
Konsentrasi
hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja enzim katalase.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
Metode
Penelitian
Dalam
hal metode penelitian, kelompok kami melakukannya menggunakan beberapa metode,
yaitu :
1)
Metode
Penelitian dengan Cara Eksperimen
Kami melakukan eksperimen langsung dengan bahan ekstrak
hati dan jantung ayam segar untuk mengetahui kerja enzim katalase dalam bahan-bahan
tersebut dengan empat macam perlakuan.
2)
Metode
Penelitian dengan Cara Observasi
Setelah melakukan eksperimen, kami melakukan observasi
yaitu untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada enzim katalase dengan empat
perlakuan.
4.2.
Sampel
Penelitian
Dalam penalitian kelompok
kami kali ini memiliki sampel penelitianya itu ekstrak larutan hati dan ekstrak larutan jantung ayam segar.
4.3.
Instrumen
Penelitian
a)
Alat
Penelitian
·
Tabung reaksi
·
Rak tabung reaksi
·
Penjepit tabung reaksi
·
Gelas kimia
·
Sendok/pengaduk
·
Pembakar spirtus
·
Tisu
·
Korek api
·
Tusuk sate
b)
BahanPenelitian
·
Ekstrak jantung ayam segar
·
Ekstrak
hati ayam segar
·
Larutan
·
Larutan HCL
·
Larutan KOH
·
Air
·
Spirtus
c)
Cara kerja
1)
Ekstrak hati/jantung ayam segar +
·
Siapkan
semua alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, jangan lupa untuk
kenakan jas lab
·
Tuangkan
ekstrak hati/jantung ayam segar dan larutan yang akan digunakan ke tabung-tabung yang berbeda
·
Pada percobaan,
gunakan hati hangan. Panaskan esktrak hati terlebih dahulu
·
Nyalakan api pada
pembakar spirtus
·
Tuangkan
ekstrak hati/jantung ayam segar ke tabung reaksi berisi larutan dengan perbandingan 1;2, langsung tutup tabung reaksi
dengan ibu jari
·
Bakar tusuk sate
hingga dibukur babakaran dirumah
·
Masukkan tusuk sate
yang membara ke dalam tabung reaksi yang menguji bara
·
Amati apa yang
terjadi dari hasil reaksi dan uji bara, jika bara mati ulangi lagi
·
Amati dan sumpulkan
apa yang terjadi efek dari si reak
·
Amati apa yang terjadi dari hasil reaksi dan uji bara, jika bara mati ulangi lagi
·
Masukkantusuk sate yang membarahingga ¾ bagiantabungreaksi
·
Amati dansimpulkanapa yang
terjadidarireaksitersebut.
2)
Ekstrak hati atau jantung ayam segar+HCL/KOH+
Pada percobaan yang ini, cara kerjanya
hamper sama dengan yang sebelumnya, hanya ada perbedaan pada tahap ketiga.
Setelah ekstrak hati ayam segar dan larutan dituangkan ke dalam tabung reaksi
yang berbeda, tambahkan 5/10
tetes HCL/KOH ke tabung reaksi berisi ekstrak hati ayam segar, lalu adyk hingga merata.
Setelah merasa sudah tercampur cukup rata, tuangkan ke dalam tabung reaksi berisi kemudian langkah selanjutnya sama dengan percobaan sebelumnya.
4.4.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam hal metode pengumpulan data, kami mencarinya dari berbagai sumber
yang terkait dengan tema penelitian kelompok kami, enzim katalase yaitu :
a)
Metode Pengumpulan Data
dengan Cara Pengamatan
Dalam penelitian kali ini, saya melakukan pengamatan yaitu beberapa detik setelah enzim diperlakukan dengan beberapa perlakuan. Dari pengamatan tersebut kelompok
kami memperoleh data berupa banyaknya gelembung pada setiap perlakuan.
b)
Metode Pengu,pulan Data
dengan Studi Pustaka
Dalam penelitian kali ini, saya memperoleh informasi tentang bagaimana cara kerja enzim katalase. Data
yang saya peroleh didapat dari berbagai sumber yaitu melalui media internet dan buku pelajaran biologi.
4.5.
Teknik Analisis
Data
Dari
percobaan yang telah kami lakukan, ada 2 hal yang bisa diamati, yaitu banyaknya gelembung
yang dihasilkan dan keadaan bara api pada tusuk sate. Intensitas gelembung yang dihasilkan merupakan bukti dari berlangsungnya enzim katalase menguraikan O2 sedangkan bara api pada tusuk sate adalah langkah untuk mengetahui zat apa
yang dihasilkan dari penguraian tersebut. Dalam suatu pembakaran suatu zat, O2 berperan penting dalam
proses pembakarantersebut. Dan pada percobaan
kali ini kelompok
kami berusaha membuktikan apakah H2O2 diuraikanmenjadi H2O dan O2, dalam hal ini nyala bara api akan membesar akibat dari O2 sendiri.
Pada percobaan berikut perikutnya gembung yang dihasilkan sedikit bahkan tidak
ada dan nyala bara api tetap atau bahkan mati. Ini membuktikan bahwa emzim
sebagai katalisator yang sambil nyawa sok. Sedeng aing digodain kodok siah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Data
Penelitian
No.
|
Perlakuan
|
Jml Gelembung
|
Uji Bara
|
1
|
Air + H202
|
-
|
Padam
|
2
|
Ekstrak hati + H202
|
++++
|
Nyala lama
|
3
|
Ekstrak hati + HCl 5 tetes + H202
|
++
|
Nyala sebentar
|
4
|
Ekstrak hati + HCl 10 tetes + H202
|
+
|
Padam
|
5
|
Ekstrak hati + KOH 5 tetes + H202
|
++++
|
Nyala lama
|
6
|
Ekstrak hati + KOH 10 tetes + H202
|
++++
|
Nyala lama
|
7
|
Ekstrak hati panas 5’’ + H202
|
+
|
Padam
|
8
|
Esktrak hati panas 10’’
+ H202
|
+
|
Padam
|
9
|
Ekstrak jantung + H202
|
+
|
Nyala sebentar
|
4.2.
Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari
protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya
mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya
menguraikan H2O2 menjadi
H2O dan O2 dengan
reaksi sebagai berikut :
2H2O2 ® 2H2O +
O2
Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena banyak mengandung enzim
katalase. Reaksi kimia yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah
sebagai berikut :
Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang
banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati
telah terjadi reaksi H2O2
menjadi H2O (air) yang terlihat pada lapisan
di atas hati ayam pada tabung reaksi, sedangkan pada saat dimasukkan bara api
lidi, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2),
hal ini dapat dilihat melalui gelembung udara yang dihasilkan, gelembung
tersebut terdapat gas O2 sehingga pada saat memasukkan bara api lidi
menyebabkan bara tersebut menyala
Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan
untuk membuat ekstrak dalam keadaan basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, saat bara api
dimasukkan ke dalamnya nyala api redup. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan
untuk membuat ekstrak dalam keadaan asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan
bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
Ekstrak dididihkan kemudian ditambah
H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian
ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara yang sangat sedikit dan saat
bara api dimasukkan ke
dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di
dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi
H2O dan O2.
BAB V
PENUTUP
5.1.Simpulan
¨ Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalase berperan dalam menguraikan racun dari
H2O2 menjadi H2Odan O2.
¨ AktivitasEnzimdipengaruhiolehfaktor-faktorberikut.
-
Suhu, dimana enzim katalase tidak akan bekerja
optimal pada suhu tinggi. Karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu
optimum.
-
Derajat Keasaman
pH, dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral. Sedangkan pada keadaan
pH < 7 (asam) dan pH > 7 (basa) tidak dapat menguraikan secara
optimal.
-
Semakin besar konsentrasi enzim katalase,
maka semakin banyak molekul substrat yang dapatdipecahkan.
¨
Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati yaitu jantung
¨ Semua organ dalam tubuh mengandung enzim katalase
yang konsentrasi terbesarnya terdapat di hati dan dengan adanya enzim katalase
yang terdapat dalam sel akan menguraikan peroksida air ini sehingga tidak merugikan
sel.
5.2.
Saran
Sebaiknya bahan-bahan
yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum, agar
praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain itu juga harus lebih teliti
dalam mengamati gelembung dan nyala api yang muncul.