Jumat, 20 Juni 2014

Easy Come, But... I Don't Know

Qika baru saja putus dengan pacarnya, hubungan mereka sudah terjalin selama 10 bulan. Entah apa yang terjadi, Qika merasakan sesuatu yang tidak seperti biasanya, Qika ilfeel dengan Romeo. Qika tak lagi ingin berlama-lama menjalin hubungan tanpa perasaan, yang ia tau apabila tetap dilanjutkan malah bikin Romeo lebih sakit. So, she decided to break-up with him

Sudah hampir 1 minggu setelah Qika dan Romeo putus. Bukannya membuat Qika memberi simpati padanya, Romeo malah membuat Qika semakin ilfeel dengannya. Romeo mulai menjelek-jelekkan Qika. Salah satu alasan mengapa Qika memilih untuk putus dengan Romeo adalah itu, Romeo gabisa ngertiin Qika. Dan yang paling parahnya Romeo berfikir kalau Qika hanya untuk dia, Qika hanya boleh main dengan dia. Romeo melarang Qika untuk bermain dengan sahabatnya, Putri, dengan alasan kalau Qika sudah main dengan Putri, ia pasti akan melupakan Romeo.

Oh hell yea, please, siapa sih yang mau di larang main sama sahabatnya sendiri, sahabat deket, yang always there to listen your story today, Qika muak dengan kelakuan Romeo. Jelas saja dia lebih memilih Putri daripada Romeo.

16 hari sudah Qika ngejomblo. Dia ngenjoy masa jomblonya, enjoy banget malah, ya walaupun kadang masih suka nangis bombay kangen sama Romeo. Tapi hanya untuk setetes dua tetes air mata saja, karena Qika putus sama Romeo hatinya udah flat. Haha.

***

Sabtu ini Qika ada kerja kelompok dengan teman-temannya, Sabtu ini hari ke-17. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 tepat, tapi teman-temannya baru 4 yang berkumpul, kurang 2 orang lagi, tidak lama kemudian, Rizqy dan Putra dateng, nyamperin mereka. Tapi sayangnya mereka bukan kelompok Qika.

"Oy, ngapain??" sapa Rizqy.
"Hahah, kagak ngapa-ngapain, nungguin Fathur sama Rahma aja. Mau ngerjain tugas bahasa Inggris, kelompok lu udah, Qy?" jawab Lia.
"Egile, rajin amat dah lu pade, kagak, mana mungkin kelompok gua udah." sahut Rizqy.

Galama kemudian, Rizqy dan Putra asyik ngobrol dengan yang lainnya, sedangkan Qika hanya melamun memperhatikan Rizqy.
'Gile, sejak kapan dia seganteng ini..' pikir Qika.
Qika mulai berjalan-jalan di pikirannya sendiri, wondering kalo dia sama Rizqy bisa jadian. Qika mengutak-atik handphone-nya dengan tatapan kosong dan pikirannya masih melayang-layang. 

TIK. TOK. TIK. TOK. TIK. TOK.
Waktu terus berjalan. Jam 10 mereka full-team, dan ready to go. Rizqy dan Putra pamit untuk pergi ke tempat mereka nongkrong. Dan dijalan, Qika menyenggol-nyenggol Lia terus.
"Li. Gua move on, Li. Gua move on. Hahaha." 
"Hah, ke siapa dah, jangan bilang..."
"Haha, tau deh ah, Li, gila ganteng banget."
"Mulai lu, Ka, udah ah, fokus tugas dulu nih mabre."

Sesampainya di lokasi, mereka langsung mengerjakan tugas mereka, dan pukul 1 siang mereka selesai, tapi sayang, sekarang hujan deras. Terpaksa mereka pulang hujan-hujanan.

***

Malam minggu ini Qika gakemana-mana, lebih memilih duduk di depan laptopnya seraya membuka beberapa tab di internet, tab-tab social media semua. Dari mulai facebook sampe twitter dan tab music downloader juga. 

Galama ada notif chat di FB, dari Rizqy. Pas dibuka, ternyata balesan dari chat yang lama banget. Eh, ternyata malah keterusan, sampe tukeran nomer, dan mereka smsan. Semua hal diceritain, dari kecengan baru Qika yang harkos sampe cerita Rizqy yang katanya baru putus dari pacarnya.

Hari demi hari Qika dan Rizqy smsan, tapi di sekolah dan di kelas, mereka tetep act like nothing happenned. Hari ini hari keempat sudah Qika dan Rizqy smsan, pagi ini, saat Qika udah otw ke sekolah, tiba-tiba ada sms dari Rizqy.
'Tumben banget pagi-pagi udah nge-sms aja, biasanya juga sms semalem dibalesnya kalo pas udah pulang sekolah.' pikir Qika.
Dibukanya sms itu dan.. Text yang ada di dalamnya berhasil membuat Qika terkejut. Sms itu bertuliskan, 'Qik, lo masi nungguin cowo kecengan lo yang lo bilang harkos itu ngga?'
Otak Qika bekerja semaksimal mungkin, apa maksud pesan itu, dan kesimpulan terakhir menyebutkan, 'Jangan bilang, Rizqy tau kalo gua ngeceng dia. Mampus gua, mampus, mampus, mampuuuuss.'

Dengan takut-takut, dibalasnya sms Rizqy tadi, 'Masih lah, lukate gua paan, moveon gasegampang itu yakali. Napa emang?'
Lima menit berlalu, Qika masih takut menunggu balasan sms dari Rizqy. 
Tring.
Terdengar notif sms masuk. Diambilnya handphone-nya, dimasukkannya password, dan dibukanya message-list-nya. Rizqy.
Dibukanya sms itu. Rizqy bilang, "Haha engga kok, gapapa. Yodah."

'Sialan ni anak. Apa si maksudnya. Bodo ah, mau tau, tau dah lu.' pikir Qika pasrah.
Hari itu dilaluinya dengan perasaan extra super mega canggung dengan Rizqy, tapi, ya, Qika gamau mikir macem-macem dulu. Sampai waktu pulang sekolah tiba, Qika terbebas dari tatapan Rizqy dan situasi awkward-nya. 

***

Matahari terbenam, hari ini hampir habis. Qika dan Rizqy masih saja smsan, hingga waktu menunjukkan pukul 19.51 WIB, sms baru dari Rizqy masuk, Qika santai bukanya, sampe dia tau isi sms itu.
"Qik, gua mau nanya."
Deg. Jantung Qika berdegup lebih kencang dari biasanya, mati aku, mati. Jawab apa gua.. Qika lemes, takut dengan apa yang ngga dia ketahui, takut dengan apa yang akan Rizqy tanyakan padanya. Dibalesnya sms itu.
"Oy, apaan, tanya aja."
Tak dilepaskannya handphone-nya dari genggaman tangan kecilnya itu, harap-harap cemas tentang apa yang akan ditanyakan Rizqy, semoga cuman pertanyaan biasa, bukan pertanyaan yang aneh-aneh.

Semenit.
Dua menit.
Tiga menit.
Empat menit.
Lima menit,
Enam menit. 
Tujuh menit.
...
...
...
Lima belas menit berlalu.

Qika hampir putus asa dengan harapan sms balasan dari Rizqy. Handphone yang sedari tadi dipegangnya kini sudah melayang dan siap mendarat mulus di atas kasur, karena dilempar oleh Qika. Sesaat setelah handphonenya mendarat mulus, terdengar suara notif sms masuk. Segera dikejarnya handphone yang tadi ia lempar, dan buru-buru dilihatnya sms balasan dari Rizqy dengan perasaan yang tak tentu.

Deg.

"Qik, kamu mau ga, jadi pacar aku?"

Qika meloncat-locat di atas kasur. Kegirangan. Sebuah jawaban 'ya' segera dikirimnya.
Well, percaya gapercaya cuman 4 hari mereka deket, dan.. Ah entahlah..

***

Easy come, but, omg, I really don't know what'll happen next..

*** 

to be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar